![]() |
Dua Gubernur |
Semua bermula ketika Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas'ud, melontarkan istilah "Gubernur Konten" untuk menyebut Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam sebuah rapat di Komisi II DPR RI . Celetukan ini langsung menjadi viral dan menuai berbagai reaksi dari netizen, terutama warganet Jawa Barat yang merasa kurang nyaman dengan pernyataan tersebut.
Gaya Kepemimpinan
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, terasa fenomenal dengan aktivitas digitalnya. Dengan 3 juta pengikut di Instagram dan 7 juta subscriber YouTube, Dedi berhasil memangkas anggaran iklan dari Rp50 miliar menjadi hanya Rp3 miliar .
Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud, dikenal melalui program-program unggulannya seperti Gratispol (pendidikan gratis dari SMA sampai S3) dan pembangunan infrastruktur besar . Beliau memimpin dengan gaya yang lebih konvensional tapi tetap inklusif, memastikan setiap suara didengar .
Reaksi Netizen
Pernyataan Rudy Mas'ud memancing reaksi beragam dari warganet. Akun Instagram Pemprov Kaltim bahkan "dirujak" oleh netizen Jabar yang tidak terima gubernurnya disebut sebagai "Gubernur Konten". Menariknya, hal ini justru memunculkan diskusi sehat tentang efektivitas berbagai gaya kepemimpinan di era digital.
Input dan Pembelajaran:
Gaya Kepemimpinan
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, terasa fenomenal dengan aktivitas digitalnya. Dengan 3 juta pengikut di Instagram dan 7 juta subscriber YouTube, Dedi berhasil memangkas anggaran iklan dari Rp50 miliar menjadi hanya Rp3 miliar .
Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud, dikenal melalui program-program unggulannya seperti Gratispol (pendidikan gratis dari SMA sampai S3) dan pembangunan infrastruktur besar . Beliau memimpin dengan gaya yang lebih konvensional tapi tetap inklusif, memastikan setiap suara didengar .
Reaksi Netizen
Pernyataan Rudy Mas'ud memancing reaksi beragam dari warganet. Akun Instagram Pemprov Kaltim bahkan "dirujak" oleh netizen Jabar yang tidak terima gubernurnya disebut sebagai "Gubernur Konten". Menariknya, hal ini justru memunculkan diskusi sehat tentang efektivitas berbagai gaya kepemimpinan di era digital.
Input dan Pembelajaran:
- Tidak Ada yang Salah dengan Berbeda. Baik gaya kepemimpinan digital maupun konvensional punya kelebihan masing-masing. Yang penting adalah hasilnya untuk rakyat.
- Media Sosial, Pedang Bermata Dua. Aktif di medsos bisa jadi strategi komunikasi yang efektif dan hemat, tapi perlu diimbangi dengan kinerja nyata.
- Pentingnya Komunikasi yang Bijak. Sebagai pemimpin publik, setiap pernyataan bisa memicu reaksi berantai di media sosial. Makanya, penting untuk selalu berkomunikasi dengan bijak.
sumber berita: