![]() |
teknologi digital |
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur juga meliputi pengembangan ekosistem digital yang modern dan inklusif. Kota-kota penyangga seperti Samarinda, Balikpapan, dan Bontang kini berada di garis depan transformasi digital, menjadi fondasi penting bagi keberhasilan IKN.
Samarinda: Menuju Kota Digital Berbasis AI
Sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Samarinda telah memulai langkah besar dalam transformasi digital. Pemerintah Kota Samarinda menargetkan peluncuran platform “SamarindaAI” sebelum tahun 2030, sebuah inisiatif yang akan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dalam layanan publik, pengelolaan kota, hingga pengambilan keputusan berbasis data. Transformasi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi birokrasi, mempercepat layanan masyarakat, dan membuka peluang inovasi baru di sektor ekonomi digital .
Namun, tantangan utama di Samarinda adalah pemerataan infrastruktur digital. Masih ada gap antara pusat kota dan wilayah pinggiran dalam hal akses internet cepat dan layanan digital. Untuk itu, peningkatan kualitas SDM digital dan pemerataan jaringan menjadi fokus utama agar seluruh warga bisa menikmati manfaat digitalisasi .
Balikpapan: Lompatan Besar Menuju 2026
Balikpapan dikenal sebagai kota industri dan bisnis yang infrastrukturnya sudah cukup maju. Pemerintah Kota Balikpapan menargetkan tahun 2026 sebagai “tahun lompatan besar” dalam transformasi digital, khususnya untuk sektor UMKM. Program digitalisasi UMKM, pelatihan pemasaran online, dan integrasi dengan marketplace nasional terus digencarkan. Selain itu, Balikpapan juga mengembangkan dashboard smart city untuk monitoring dan pengambilan keputusan berbasis data, serta memperkuat jaringan fiber optic dan broadband di seluruh wilayah perkotaan .
Meski demikian, tantangan pemerataan akses dan literasi digital masih menjadi pekerjaan rumah. Pemerintah dan swasta terus berkolaborasi untuk memperluas jangkauan internet dan meningkatkan kapasitas SDM digital, agar tidak ada warga yang tertinggal dalam arus transformasi ini .
Bontang: Menuju Kota Bebas Kuota
Bontang, meski berukuran lebih kecil, tak mau ketinggalan. Diskominfo Bontang menargetkan optimalisasi 721 titik WiFi gratis di seluruh kota, sebagai wujud nyata “Kota Bebas Kuota”. Program ini diharapkan mampu memperkecil kesenjangan digital, terutama bagi pelajar, pelaku UMKM, dan masyarakat di wilayah pinggiran. Selain itu, Bontang juga mulai mengadopsi teknologi digital dalam sektor industri dan logistik, meningkatkan efisiensi dan daya saing kota .
Namun, pembangunan infrastruktur digital di Bontang masih belum merata. Percepatan pembangunan dan edukasi literasi digital menjadi kunci agar seluruh masyarakat bisa menikmati manfaat digitalisasi secara adil .
Jaringan 5G dan Lonjakan Trafik Data: Bukti Nyata Transformasi
Salah satu tonggak penting digitalisasi di kawasan IKN dan kota penyangga adalah hadirnya jaringan 5G dari Telkomsel. Hingga pertengahan 2024, Telkomsel telah membangun 55 BTS 5G dan 4G di kawasan IKN, Balikpapan, dan Samarinda. Optimalisasi jaringan juga dilakukan di ruas tol penghubung, seperti Tol Balikpapan-Samarinda dan Tol Baru IKN, memastikan konektivitas lancar bagi masyarakat yang beraktivitas lintas wilayah .
Dampaknya sangat terasa: trafik data Telkomsel di kawasan IKN melonjak hingga 650% dibandingkan sebelum pembangunan masif IKN. Rata-rata payload data harian mencapai 37,4 hingga 47,4 terabyte. Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya aktivitas digital masyarakat, adopsi cepat teknologi 5G, dan dukungan infrastruktur yang memadai .
Bagi kota penyangga seperti Balikpapan, Samarinda, dan Bontang, optimalisasi jaringan ini membuka peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi digital, pendidikan daring, layanan kesehatan digital, hingga pengembangan smart city. Namun, tantangan kesenjangan digital dan keamanan siber tetap harus diantisipasi agar transformasi ini berjalan inklusif dan aman.
Digitalisasi membawa dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di kota-kota penyangga IKN. Efisiensi operasional, inovasi bisnis, penciptaan lapangan kerja, dan inklusi keuangan menjadi motor penggerak ekonomi digital. UMKM semakin mudah mengakses pasar, pelaku usaha bisa berinovasi, dan masyarakat luas mendapat peluang baru di era digital.
sumber berita: liputan6, telkomsel, kitamudamedia, kaltimtoday, bskdn, jawapos, telkomsel
Samarinda: Menuju Kota Digital Berbasis AI
Sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Samarinda telah memulai langkah besar dalam transformasi digital. Pemerintah Kota Samarinda menargetkan peluncuran platform “SamarindaAI” sebelum tahun 2030, sebuah inisiatif yang akan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dalam layanan publik, pengelolaan kota, hingga pengambilan keputusan berbasis data. Transformasi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi birokrasi, mempercepat layanan masyarakat, dan membuka peluang inovasi baru di sektor ekonomi digital .
Namun, tantangan utama di Samarinda adalah pemerataan infrastruktur digital. Masih ada gap antara pusat kota dan wilayah pinggiran dalam hal akses internet cepat dan layanan digital. Untuk itu, peningkatan kualitas SDM digital dan pemerataan jaringan menjadi fokus utama agar seluruh warga bisa menikmati manfaat digitalisasi .
Balikpapan: Lompatan Besar Menuju 2026
Balikpapan dikenal sebagai kota industri dan bisnis yang infrastrukturnya sudah cukup maju. Pemerintah Kota Balikpapan menargetkan tahun 2026 sebagai “tahun lompatan besar” dalam transformasi digital, khususnya untuk sektor UMKM. Program digitalisasi UMKM, pelatihan pemasaran online, dan integrasi dengan marketplace nasional terus digencarkan. Selain itu, Balikpapan juga mengembangkan dashboard smart city untuk monitoring dan pengambilan keputusan berbasis data, serta memperkuat jaringan fiber optic dan broadband di seluruh wilayah perkotaan .
Meski demikian, tantangan pemerataan akses dan literasi digital masih menjadi pekerjaan rumah. Pemerintah dan swasta terus berkolaborasi untuk memperluas jangkauan internet dan meningkatkan kapasitas SDM digital, agar tidak ada warga yang tertinggal dalam arus transformasi ini .
Bontang: Menuju Kota Bebas Kuota
Bontang, meski berukuran lebih kecil, tak mau ketinggalan. Diskominfo Bontang menargetkan optimalisasi 721 titik WiFi gratis di seluruh kota, sebagai wujud nyata “Kota Bebas Kuota”. Program ini diharapkan mampu memperkecil kesenjangan digital, terutama bagi pelajar, pelaku UMKM, dan masyarakat di wilayah pinggiran. Selain itu, Bontang juga mulai mengadopsi teknologi digital dalam sektor industri dan logistik, meningkatkan efisiensi dan daya saing kota .
Namun, pembangunan infrastruktur digital di Bontang masih belum merata. Percepatan pembangunan dan edukasi literasi digital menjadi kunci agar seluruh masyarakat bisa menikmati manfaat digitalisasi secara adil .
Jaringan 5G dan Lonjakan Trafik Data: Bukti Nyata Transformasi
Salah satu tonggak penting digitalisasi di kawasan IKN dan kota penyangga adalah hadirnya jaringan 5G dari Telkomsel. Hingga pertengahan 2024, Telkomsel telah membangun 55 BTS 5G dan 4G di kawasan IKN, Balikpapan, dan Samarinda. Optimalisasi jaringan juga dilakukan di ruas tol penghubung, seperti Tol Balikpapan-Samarinda dan Tol Baru IKN, memastikan konektivitas lancar bagi masyarakat yang beraktivitas lintas wilayah .
Dampaknya sangat terasa: trafik data Telkomsel di kawasan IKN melonjak hingga 650% dibandingkan sebelum pembangunan masif IKN. Rata-rata payload data harian mencapai 37,4 hingga 47,4 terabyte. Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya aktivitas digital masyarakat, adopsi cepat teknologi 5G, dan dukungan infrastruktur yang memadai .
Bagi kota penyangga seperti Balikpapan, Samarinda, dan Bontang, optimalisasi jaringan ini membuka peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi digital, pendidikan daring, layanan kesehatan digital, hingga pengembangan smart city. Namun, tantangan kesenjangan digital dan keamanan siber tetap harus diantisipasi agar transformasi ini berjalan inklusif dan aman.
Digitalisasi membawa dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di kota-kota penyangga IKN. Efisiensi operasional, inovasi bisnis, penciptaan lapangan kerja, dan inklusi keuangan menjadi motor penggerak ekonomi digital. UMKM semakin mudah mengakses pasar, pelaku usaha bisa berinovasi, dan masyarakat luas mendapat peluang baru di era digital.
sumber berita: liputan6, telkomsel, kitamudamedia, kaltimtoday, bskdn, jawapos, telkomsel
0 comments:
Post a Comment