![]() |
kecelakaan kerja |
Secara umum, kecelakaan kerja di proyek IKN di Kalimantan Timur masih terjadi, terutama kecelakaan kendaraan yang mengangkut pekerja, dengan penyebab utama seperti kurangnya kompetensi pengemudi dan faktor kelelahan. Namun, langkah-langkah preventif dan dukungan fasilitas kesehatan telah disiapkan untuk memitigasi risiko ini serta meningkatkan keselamatan kerja.
Tercatat terjadi beberapa kali Kecelakaan kerja di proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Dengan dampak yang berbeda=beda, insiden ini termasuk kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan pengangkut pekerja.
Tercatat terjadi beberapa kali Kecelakaan kerja di proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Dengan dampak yang berbeda=beda, insiden ini termasuk kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan pengangkut pekerja.
7 Mei 2023
Truk yang mengangkut 24 pekerja proyek tol IKN di Balikpapan terguling saat berbelok di Jalan Soekarno Hatta KM 13. Akibat kecelakaan ini, satu orang meninggal dunia, tiga mengalami luka berat, dan empat luka ringan. Faktor penyebab antara lain pengemudi truk tidak memiliki kompetensi mengemudi yang memadai. Korban yang meninggal serta yang luka berat ditangani secara medis dan mendapat santunan dari asuransi. Truk tersebut membawa pekerja dari vendor PT Roeslina Pondasi Indonesia yang mengerjakan jalan tol paket 3A IKN.
11 Maret 2025
Kendaraan pekerja proyek strategis nasional IKN mengalami kecelakaan di Desa Bumi Harapan, Kabupaten Penajam Paser Utara. Kendaraan menabrak patok KIPP dan rumah warga di pinggir jalan, tetapi tidak ada korban jiwa. Diduga kecelakaan disebabkan oleh pengemudi mengantuk.
Layanan Kesehatan
Untuk mengatasi risiko kecelakaan kerja, fasilitas kesehatan di sekitar proyek IKN juga disiapkan. RSUD Sepaku, misalnya, sudah siap menjadi pusat trauma untuk menangani kecelakaan kerja dan lalu lintas di kawasan IKN, dengan fasilitas lengkap seperti ruang operasi, ICU, IGD, NICU, dan PICU. RSUD ini menjaga kerja sama dengan perusahaan di sekitar proyek demi menjamin pelayanan kesehatan pada pekerja.
Layanan non-Fisik
Selain kecelakaan fisik, tantangan keselamatan kerja di proyek IKN juga mencakup risiko kesehatan, seperti penyalahgunaan narkotika di kalangan pekerja, yang dapat memperburuk kondisi kerja dan keselamatan. Upaya pengawasan, pelatihan, dan penegakan disiplin dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja aman.
Penghargaan
Di sisi lain, ada perusahaan pelaksana proyek seperti PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) yang mendapat penghargaan dari Kementerian PUPR atas penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi di proyek infrastruktur IKN, menunjukkan komitmen untuk mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan keselamatan pekerja di lokasi.
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Program keselamatan kerja yang diterapkan di proyek IKN saat ini cukup efektif, dengan beberapa indikator yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Berdasarkan penelitian terkait program K3 di proyek konstruksi besar, penurunan tingkat kecelakaan kerja mencapai sekitar 83,3% setelah program K3 diimplementasikan, yang menunjukkan efektivitas tinggi dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman. Selain itu, penggunaan alat pelindung diri (APD) meningkat secara signifikan setelah penerapan program ini, misalnya penggunaan helm dari 60% meningkat menjadi 95%, sarung tangan dari 55% menjadi 90%, dan sepatu pelindung dari 58% menjadi 92%.
Survei kepuasan pekerja juga menunjukkan bahwa mayoritas pekerja merasa lebih sadar akan keselamatan kerja dan merasa lebih aman di lokasi proyek setelah program K3 diterapkan, dengan 85% pekerja setuju pelatihan K3 meningkatkan kesadaran mereka, dan 92% merasa lebih aman. Sekitar 78% pekerja juga menyatakan bahwa program ini berdampak positif terhadap produktivitas kerja mereka.
Di proyek IKN, penerapan K3 tidak hanya bertujuan melindungi pekerja tetapi juga meningkatkan produktivitas dan citra proyek secara keseluruhan, serta memastikan kepatuhan hukum. Proyek besar seperti IKN membutuhkan penerapan sistem manajemen keselamatan kerja yang menyeluruh agar standar K3 terpenuhi di seluruh area kerja.
sumber bacaan: upn, arthasafetyindonesia, sistemhkk
Truk yang mengangkut 24 pekerja proyek tol IKN di Balikpapan terguling saat berbelok di Jalan Soekarno Hatta KM 13. Akibat kecelakaan ini, satu orang meninggal dunia, tiga mengalami luka berat, dan empat luka ringan. Faktor penyebab antara lain pengemudi truk tidak memiliki kompetensi mengemudi yang memadai. Korban yang meninggal serta yang luka berat ditangani secara medis dan mendapat santunan dari asuransi. Truk tersebut membawa pekerja dari vendor PT Roeslina Pondasi Indonesia yang mengerjakan jalan tol paket 3A IKN.
11 Maret 2025
Kendaraan pekerja proyek strategis nasional IKN mengalami kecelakaan di Desa Bumi Harapan, Kabupaten Penajam Paser Utara. Kendaraan menabrak patok KIPP dan rumah warga di pinggir jalan, tetapi tidak ada korban jiwa. Diduga kecelakaan disebabkan oleh pengemudi mengantuk.
Layanan Kesehatan
Untuk mengatasi risiko kecelakaan kerja, fasilitas kesehatan di sekitar proyek IKN juga disiapkan. RSUD Sepaku, misalnya, sudah siap menjadi pusat trauma untuk menangani kecelakaan kerja dan lalu lintas di kawasan IKN, dengan fasilitas lengkap seperti ruang operasi, ICU, IGD, NICU, dan PICU. RSUD ini menjaga kerja sama dengan perusahaan di sekitar proyek demi menjamin pelayanan kesehatan pada pekerja.
Layanan non-Fisik
Selain kecelakaan fisik, tantangan keselamatan kerja di proyek IKN juga mencakup risiko kesehatan, seperti penyalahgunaan narkotika di kalangan pekerja, yang dapat memperburuk kondisi kerja dan keselamatan. Upaya pengawasan, pelatihan, dan penegakan disiplin dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja aman.
Penghargaan
Di sisi lain, ada perusahaan pelaksana proyek seperti PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) yang mendapat penghargaan dari Kementerian PUPR atas penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi di proyek infrastruktur IKN, menunjukkan komitmen untuk mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan keselamatan pekerja di lokasi.
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Program keselamatan kerja yang diterapkan di proyek IKN saat ini cukup efektif, dengan beberapa indikator yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Berdasarkan penelitian terkait program K3 di proyek konstruksi besar, penurunan tingkat kecelakaan kerja mencapai sekitar 83,3% setelah program K3 diimplementasikan, yang menunjukkan efektivitas tinggi dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman. Selain itu, penggunaan alat pelindung diri (APD) meningkat secara signifikan setelah penerapan program ini, misalnya penggunaan helm dari 60% meningkat menjadi 95%, sarung tangan dari 55% menjadi 90%, dan sepatu pelindung dari 58% menjadi 92%.
Survei kepuasan pekerja juga menunjukkan bahwa mayoritas pekerja merasa lebih sadar akan keselamatan kerja dan merasa lebih aman di lokasi proyek setelah program K3 diterapkan, dengan 85% pekerja setuju pelatihan K3 meningkatkan kesadaran mereka, dan 92% merasa lebih aman. Sekitar 78% pekerja juga menyatakan bahwa program ini berdampak positif terhadap produktivitas kerja mereka.
Di proyek IKN, penerapan K3 tidak hanya bertujuan melindungi pekerja tetapi juga meningkatkan produktivitas dan citra proyek secara keseluruhan, serta memastikan kepatuhan hukum. Proyek besar seperti IKN membutuhkan penerapan sistem manajemen keselamatan kerja yang menyeluruh agar standar K3 terpenuhi di seluruh area kerja.
sumber bacaan: upn, arthasafetyindonesia, sistemhkk
0 comments:
Post a Comment