![]() |
IHSG anjlok |
Perbincangan publik dan media nasional—bahkan internasional—beberapa membahas dua program besar pemerintah: pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan program Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kedua program ini menjadi sorotan karena keputusan pemerintah, di bawah Presiden Prabowo Subianto, untuk memangkas anggaran IKN dan memprioritaskan MBG. Keputusan ini tidak hanya berdampak pada arah pembangunan nasional, tetapi juga menimbulkan gejolak di pasar modal, tercermin dari anjloknya IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan).
IKN: Mimpi Besar Pindah Ibu Kota
IKN Nusantara adalah proyek ambisius pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Tujuannya bukan hanya mengurangi beban Jakarta yang sudah terlalu padat dan rawan bencana, tetapi juga untuk mendorong pemerataan pembangunan ekonomi ke luar Pulau Jawa. Proyek ini diperkirakan menelan biaya sekitar USD 33 miliar, dengan dana awal sekitar USD 4,6 miliar dari APBN dan sisanya diharapkan dari investasi swasta .
MBG: Investasi pada Generasi Masa Depan
Sementara itu, MBG (Program Makan Bergizi Gratis) adalah Program pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah dan kelompok rentan lainnya, seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui, dalam upaya mengurangi angka malnutrisi dan stunting serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kegiatan utamanya adalah pemberian makan gratis untuk 82,9 juta anak sekolah dan ibu hamil, dengan tujuan utama menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Untuk tahun 2025 saja, anggaran MBG dipatok sekitar Rp 71 triliun .
Realitas Anggaran: Pilihan Sulit di Tengah Keterbatasan
Pemerintah dihadapkan pada kenyataan fiskal yang menantang. Defisit anggaran membengkak, sementara kebutuhan untuk membiayai program-program prioritas semakin mendesak. Di sinilah muncul keputusan strategis: merivisi (pangkas) anggaran IKN dari Rp 75 triliun menjadi Rp 48 triliun, dan mengalihkan sebagian besar dana ke MBG .
Langkah ini diambil dengan pertimbangan bahwa investasi pada manusia—melalui pendidikan dan kesehatan—akan memberikan dampak jangka panjang yang lebih luas bagi kemajuan bangsa. Selain itu, program MBG dinilai lebih mendesak untuk mengatasi masalah stunting yang masih tinggi di Indonesia .
Prioritas Pemerintah: Dari Beton ke SDM
Keputusan untuk memprioritaskan MBG dibanding IKN juga didorong oleh kebutuhan untuk memperkuat fondasi sosial dan ekonomi bangsa. Pendidikan dan kesehatan adalah investasi jangka panjang yang akan menentukan daya saing Indonesia di masa depan. Sementara pembangunan fisik seperti IKN memang penting, namun manfaatnya baru akan terasa dalam jangka waktu yang lebih panjang .
IHSG Anjlok: Apa Penyebabnya?
IHSG, sebagai barometer kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia, sempat mengalami penurunan tajam hingga 5% pada 18 Maret 2025, bahkan memicu trading halt di bursa . Penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor:
Apakah MBG Bisa Menjadi Stimulus Ekonomi?
Secara jangka pendek, program MBG memang belum memberikan dampak langsung pada IHSG. Namun, dalam jangka panjang, perbaikan kualitas SDM melalui pendidikan dan gizi yang lebih baik diharapkan bisa meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi Indonesia. Jika program ini berjalan efektif, kepercayaan investor bisa pulih karena melihat adanya investasi nyata pada masa depan bangsa .
Pro MBG
Banyak pengamat menilai langkah pemerintah memprioritaskan MBG sebagai langkah tepat di tengah keterbatasan anggaran. Investasi pada pendidikan dan kesehatan dinilai lebih inklusif dan berdampak luas bagi masyarakat, terutama dalam mengatasi ketimpangan sosial dan meningkatkan kualitas hidup .
Kontra Pangkas IKN
Namun, tidak sedikit pula yang mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari pemangkasan anggaran IKN. Proyek ini dianggap penting untuk pemerataan pembangunan dan mengurangi beban Jakarta. Jika proyek ini terhenti atau berjalan lambat, dikhawatirkan akan menurunkan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing, serta menimbulkan ketidakpastian politik, terutama terkait hubungan Prabowo dengan Jokowi yang merupakan penggagas IKN .
Bagaimana Sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani?
Meskipun tidak ada pernyataan spesifik dari Sri Mulyani terkait IKN dan MBG dalam beberapa bulan terakhir, beliau dikenal sangat menekankan pentingnya disiplin fiskal dan efisiensi anggaran. Sri Mulyani juga menegaskan bahwa setiap program pemerintah harus memberikan manfaat nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat, serta tidak membebani keuangan negara secara berlebihan .
Keputusan pemerintah untuk memangkas anggaran IKN dan memprioritaskan MBG adalah refleksi dari dinamika dan tantangan nyata dalam pengelolaan negara. IHSG yang anjlok menjadi alarm bahwa setiap kebijakan besar harus dieksekusi secara konsisten dimana pasar akan memberikan respon.
sumber: kompas, bisnis, republika
IKN: Mimpi Besar Pindah Ibu Kota
IKN Nusantara adalah proyek ambisius pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Tujuannya bukan hanya mengurangi beban Jakarta yang sudah terlalu padat dan rawan bencana, tetapi juga untuk mendorong pemerataan pembangunan ekonomi ke luar Pulau Jawa. Proyek ini diperkirakan menelan biaya sekitar USD 33 miliar, dengan dana awal sekitar USD 4,6 miliar dari APBN dan sisanya diharapkan dari investasi swasta .
MBG: Investasi pada Generasi Masa Depan
Sementara itu, MBG (Program Makan Bergizi Gratis) adalah Program pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah dan kelompok rentan lainnya, seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui, dalam upaya mengurangi angka malnutrisi dan stunting serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kegiatan utamanya adalah pemberian makan gratis untuk 82,9 juta anak sekolah dan ibu hamil, dengan tujuan utama menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Untuk tahun 2025 saja, anggaran MBG dipatok sekitar Rp 71 triliun .
Realitas Anggaran: Pilihan Sulit di Tengah Keterbatasan
Pemerintah dihadapkan pada kenyataan fiskal yang menantang. Defisit anggaran membengkak, sementara kebutuhan untuk membiayai program-program prioritas semakin mendesak. Di sinilah muncul keputusan strategis: merivisi (pangkas) anggaran IKN dari Rp 75 triliun menjadi Rp 48 triliun, dan mengalihkan sebagian besar dana ke MBG .
Langkah ini diambil dengan pertimbangan bahwa investasi pada manusia—melalui pendidikan dan kesehatan—akan memberikan dampak jangka panjang yang lebih luas bagi kemajuan bangsa. Selain itu, program MBG dinilai lebih mendesak untuk mengatasi masalah stunting yang masih tinggi di Indonesia .
Prioritas Pemerintah: Dari Beton ke SDM
Keputusan untuk memprioritaskan MBG dibanding IKN juga didorong oleh kebutuhan untuk memperkuat fondasi sosial dan ekonomi bangsa. Pendidikan dan kesehatan adalah investasi jangka panjang yang akan menentukan daya saing Indonesia di masa depan. Sementara pembangunan fisik seperti IKN memang penting, namun manfaatnya baru akan terasa dalam jangka waktu yang lebih panjang .
IHSG Anjlok: Apa Penyebabnya?
IHSG, sebagai barometer kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia, sempat mengalami penurunan tajam hingga 5% pada 18 Maret 2025, bahkan memicu trading halt di bursa . Penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor:
- Ketidakpastian Kebijakan: Investor melihat adanya ketidakpastian arah pembangunan nasional, terutama setelah anggaran IKN dipangkas dan prioritas dialihkan ke MBG. Proyek IKN selama ini dianggap sebagai simbol komitmen pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur jangka panjang, sehingga perubahan kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran .
- Kinerja Emiten Perbankan: Saham-saham bank besar seperti Bank Mandiri, BRI, dan BNI juga mengalami penurunan signifikan, masing-masing turun 24,9%, 19,8%, dan 12,6%. Hal ini memperparah tekanan pada IHSG .
- Konsumsi Melambat: Konsumsi rumah tangga, yang menyumbang 52% PDB, juga melambat tanpa adanya stimulus konkret, sehingga menambah kekhawatiran pasar.
Apakah MBG Bisa Menjadi Stimulus Ekonomi?
Secara jangka pendek, program MBG memang belum memberikan dampak langsung pada IHSG. Namun, dalam jangka panjang, perbaikan kualitas SDM melalui pendidikan dan gizi yang lebih baik diharapkan bisa meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi Indonesia. Jika program ini berjalan efektif, kepercayaan investor bisa pulih karena melihat adanya investasi nyata pada masa depan bangsa .
Pro MBG
Banyak pengamat menilai langkah pemerintah memprioritaskan MBG sebagai langkah tepat di tengah keterbatasan anggaran. Investasi pada pendidikan dan kesehatan dinilai lebih inklusif dan berdampak luas bagi masyarakat, terutama dalam mengatasi ketimpangan sosial dan meningkatkan kualitas hidup .
Kontra Pangkas IKN
Namun, tidak sedikit pula yang mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari pemangkasan anggaran IKN. Proyek ini dianggap penting untuk pemerataan pembangunan dan mengurangi beban Jakarta. Jika proyek ini terhenti atau berjalan lambat, dikhawatirkan akan menurunkan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing, serta menimbulkan ketidakpastian politik, terutama terkait hubungan Prabowo dengan Jokowi yang merupakan penggagas IKN .
Bagaimana Sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani?
Meskipun tidak ada pernyataan spesifik dari Sri Mulyani terkait IKN dan MBG dalam beberapa bulan terakhir, beliau dikenal sangat menekankan pentingnya disiplin fiskal dan efisiensi anggaran. Sri Mulyani juga menegaskan bahwa setiap program pemerintah harus memberikan manfaat nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat, serta tidak membebani keuangan negara secara berlebihan .
Keputusan pemerintah untuk memangkas anggaran IKN dan memprioritaskan MBG adalah refleksi dari dinamika dan tantangan nyata dalam pengelolaan negara. IHSG yang anjlok menjadi alarm bahwa setiap kebijakan besar harus dieksekusi secara konsisten dimana pasar akan memberikan respon.
sumber: kompas, bisnis, republika
0 comments:
Post a Comment